Radit & Jaka

Kalau Radit dan Jani memiliki kisah cinta yang tidak berujung bahagia, maka kalau Radit dan Jaka memiliki kisah persahabatan yang simbiosis mutualisme.

Waktu sampai di Keraton Kaibon, Banten Lama, ekspektasi tinggi saya langsung dijatuhkan karena melihat tempatnya yang hanya “begitu” saja: tanah lapang luas yang ditumbuhi rerumputan dan puing-puing bangunan keraton yang tersebar di area tanah lapang tersebut. Ini apa yang mau difoto? pikir saya. Namun, saya kemudian berjumpa dengan kedua anak ini.

Ini Radit (kanan) dan Jaka (kiri). Walaupun badannya kecil dan kurus, tapi mereka lincah sekali. Dinding bangunan keraton bisa dipanjat dengan tangan kosong dalam waktu beberapa detik saja.

Setelah memanjat, Radit dan Jaka akan turun dari dinding tersebut dengan cara melompat. Mereka sama sekali tidak takut akan ketinggian, langsung melompat tanpa pikir panjang, dan mendarat dengan sempurna.

Selain memanjat dan melompat, Radit dan Jaka juga belajar silat bersama. Sebelum latihan dimulai, mereka akan memberi hormat ke depan, ke samping kanan dan kiri, dan ke belakang.

Radit dan Jaka sedang berlatih silat. Terlihat seperti bertengkar sungguhan, tapi mereka tidak saling menyakiti satu sama lain. Mereka belajar menyerang dan membuat pertahanan diri.

Selesai belajar silat, Radit dan Jaka ngaso dan bersenda gurau dalam bahasa Sunda di area keraton. Karena mereka belum masuk sekolah, hingga saya pulang, mereka masih asik bermain di sana.

Setelah bertemu Radit dan Jaka, Keraton Kaibon menjadi lebih menarik untuk saya, terutama untuk difoto. Puing-puing bangunan keraton yang tidak terawat ternyata masih bisa dimanfaatkan dua anak kecil ini untuk bermain dan belajar silat.

Dadaah Radit dan Jaka!

One thought on “Radit & Jaka

Leave a comment